Senin, 04 Februari 2013

Indonesia Berhasil Jalankan Program MDGs



Terpilihnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Panel Tingkat Tinggi PBB untuk perumusan agenda pembangunan pengganti Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) merupakan bukti Indonesia semakin diperhitungkan di mata dunia.

Presiden SBY bersama Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan Perdana Menteri Inggris David Cameron  menjadi ketua bersama panel tersebut yang beranggotakan  27 tokoh dunia dari berbagai kalangan.

Jumat lalu (1/2), para tokoh dunia ini mengadakan pertemuan ketiga yang berlangsung di Monrovia, ibukota Liberia. Pertemuan itu akan dilanjutkan Maret 2013 di Bali untuk menyusun rumusan akhir sebelum disampaikan kepada Sekjen PBB Ban Ki Moon di New York, Mei 2013. Sekitar 180 negara akan menanggapi rumusan tersebut, sebelum ditetapkan menjadi  program pengganti MDGs pasca 2015.

Sekjen PBB memilih anggota panel karena kualitas orangnya, bukan jabatannya. Karena itu anggotanya beragam, ada presiden aktif, mantan presiden, perdana menteri, mantan perdana menteri, aktivis sosial,  termasuk wartawan.

Indonesia telah berhasil menjalankan program MDGs  yang akan berakhir pada 2015.  Ada delapan tujuan MDGs. Tujuan tersebut adalah menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; mencapai pendidikan dasar untuk semua; mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; menurunkan angka kematian anak; meningkatkan kesehatan ibu; memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya; memastikan kelestarian lingkungan hidup dan membangun kemitraan global untuk pembangunan.

Sesuai data di Bappenas, Indonesia antara lain berhasil mengurangi proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari US$1 per kapita perhari, rasio angka melek huruf perempuan terhadap laki-laki umur 15-24 tahun dan prevelensi dan tingkat kematian serta proporsi jumlah kasus tuberkolosis yang disembuhkan.  

Namun,   ada tantangan yang masih harus diperjuangkan. Persentase penduduk di bawah garis kemiskinan masih 12,49 persen (data Oktober 2012). Sedangkan target  MDGs adalah 7,55 persen. Masih terjadi  228 ibu meninggal per 100 ribu kelahiran hidup. Dalam MDGs sendiri, ditargetkan hanya 102 per 100 ribu kelahiran hidup.

Terkait dengan prevalensi HIV/AIDS dan penyakit menular lain, target MDGs mencanangkan penyakit menular harus segera dihentikan.  Tingkat kematian karena penyakit menular pada 2011 mencapai 27 jiwa per 100 ribu penduduk.  Perihal kelestarian lingkungan hidup, data 2011 menyebutkan 12,57 persen rumah tangga kumuh tinggal di perkotaan. Bappenas menargetkan pada 2020 hanya tinggal 6 persen.

Perjalanan MDGs telah memasuki tahun ketiga belas, dan dengan waktu dua tahun yang tersisa menjelang 2015, upaya untuk mempercepat pencapaian target  MDGs terus dilakukan.  Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk MDGs, Nila Moeloek  menyatakan  komitmen pemerintah  dalam mencapai target MDGs baik di tingkat nasional, regional maupun global tidak perlu diragukan lagi.

Itu terlihat dari peran aktif  Indonesia di tataran global terbukti dengan peran Presiden SBY dalam  Panel Tingkat Tinggi PBB membahas peogram MDGs.  Indonesia juga membentuk Komite Nasional Pasca 2015 yang beranggotakan pakar-pakar pembangunan untuk memformulasikan posisi RI serta Asia Pacific dalam Kerangka Pembangunan Pasca 2015 tersebut.

Presiden SBY  menekankan, perlunya kemitraan di dalam negeri maupun antarnegara dalam mencapai agenda pembangunan berkelanjutan. SBY mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk membangun kemitraan yang efektif dalam rangka menyukseskan agenda pembangunan. Perlu kerja sama dan mendengarkan analisis sektor bisnis, masyarakat sipil, dan akademisi. (dimuat di Jurnas Selasa, 5 Februari 2013)