Kesepakatan menguntungkan semua pihak |
Setelah melalui perundingan yang melelahkan, Konferensi
Tingkat Menteri (KTM) ke-9 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) akhirnya menghasilkan
kesepakatan bersejarah, yang disebut Paket Bali, Sabtu pekan lalu ( 9/12).
Paket Bali mampu memecahkan kebuntuan tentang keamanan
pangan, isu yang telah menciptakan perpecahan diantara negara berkembang. Di
satu pihak, India
berargumen, bahwa negaranya berhak membeli produk pertanian dengan harga
lebih tinggi dibandingkan harga pasar. Alasannya,
pemerintah menggunakan beras itu untuk persediaan pangan dalam negeri.
Alasan lain, setengah dari tenaga kerja di India berada di sektor pertanian,
sehingga mereka perlu dilindungi. Pertanian adalah isu politik terbesar di India .
Tahun depan, India
akan mengadakan pemilu, jadi pantas para delegasi India di Bali akan memperjuangkan kepentingan
petani.
Amerika juga keberatan dengan apa yang dilakukan
Tapi pada akhirnya kesepakatan terjadi, yakni untuk tidak
mengubah kebijakan India
itu hingga Desember 2017. Sebagai imbalannya, India tidak akan menganggu program keamanan pangan di negara
anggota WTO lainnya.
Tapi pertanyaan yang paling dilontarkan adalah siapa yang
mendapat keuntungan dari kesepakatan Paket Bali, apakah negara maju atau negara
berkembang.
Peterson Institute juga menyebut kesepakatan Bali akan
menciptakan 21 juta lapangan kerja baru, sebanyak 18 juta diantaranya berada di
negara berkembang. Direktur Jenderal WTO, Roberto Azevedo meyakinkan Paket Bali
akan memberikan manfaat bagi banyak kalangan di seluruh dunia, termasuk
komunitas bisnis, pengangguran, kalangan miskin, dan petani negara berkembang.
Meski mendapat banyak protes, khususnya mereka yang anti globalisasi, WTO tetaplah menjadi andalan dalam perundingan. Di forum WTO inilah, negara besar dan negara miskin bisa duduk bersama membicarakan masalah perdagangan dengan setara. Kesepakatan di WTO diambil dengan konsensus, dengan demikian setiap negara bisa menolak kesepakatan. Tidak ada keputusan lewat voting yang bisa menguntungkan negara pemenang pemungutan suara saja.
Bagaimana Paket Bali akan bermanfaat bagi
Sekarang tinggal bagaimana
Apalagi pasar bebas ASEAN akan segera berlaku. Persaingan produk pertanian
Paket Bali juga berisi tentang fasilitasi perdagangan dan pembangunan negara kurang berkembang (Least Developed Countries/LCDs). Fasilitasi perdagangan yang disepakatai memungkinkan negara-negara maju memberikan bantuan dan kemudahan bagi negara berkembang dalam meluaskan pasar ekspornya. Caranya bisa dengan transfer teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Paket Bali bisa meningkatkan
ekspansi pasar negara berkembang. Hal ini berdampak pada meningkatnya ekspor
nasional ke negara-negara yang sebelumnya sulit atau belum disasar.
Melalui perjanjian ini, 160 negara anggota WTO berkomitmen menyederhanakan dan meningkatkan transparansi berbagai aturan ekspor, impor, dan barang dalam proses transit, sehingga kegiatan perdagangan dunia semakin cepat, mudah, dan murah.
Perjanjian fasilitasi perdagangan
juga memfasilitasi ekspor Indonesia
ke pasar-pasar non tradisional seperti di Afrika, Amerika Latin, Asia Tengah,
dan Barat yang masih diwarnai biaya transaksi yang relatif tinggi.
Dari hasil kajian Organisasi
Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), penurunan 1 persen biaya atau ongkos transaksi
perdagangan dunia bisa menyumbang US$40 miliar perekonomian dunia, dan dua
pertiga-nya dinikmati negara berkembang. Rihad Wiranto
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar