Terpilihnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Panel
Tingkat Tinggi PBB untuk perumusan agenda pembangunan pengganti Tujuan
Pembangunan Milenium (MDGs) merupakan bukti Indonesia semakin diperhitungkan di
mata dunia.
Presiden SBY bersama Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf
dan Perdana Menteri Inggris David Cameron menjadi ketua bersama panel tersebut yang beranggotakan
27 tokoh dunia dari berbagai kalangan.
Jumat lalu (1/2), para tokoh dunia ini mengadakan pertemuan ketiga
yang berlangsung di Monrovia , ibukota Liberia . Pertemuan
itu akan dilanjutkan Maret 2013 di Bali untuk menyusun rumusan akhir sebelum
disampaikan kepada Sekjen PBB Ban Ki Moon di New York, Mei 2013. Sekitar 180
negara akan menanggapi rumusan tersebut, sebelum ditetapkan menjadi program pengganti MDGs pasca 2015.
Sekjen PBB memilih anggota panel karena kualitas orangnya,
bukan jabatannya. Karena itu anggotanya beragam, ada presiden aktif, mantan presiden,
perdana menteri, mantan perdana menteri, aktivis sosial, termasuk wartawan.
Sesuai data
Namun, ada tantangan yang masih harus diperjuangkan. Persentase penduduk di bawah garis kemiskinan masih 12,49 persen (data Oktober 2012). Sedangkan target MDGs adalah 7,55 persen. Masih terjadi 228 ibu meninggal per 100 ribu kelahiran hidup. Dalam MDGs sendiri, ditargetkan hanya 102 per 100 ribu kelahiran hidup.
Terkait dengan prevalensi HIV/AIDS dan penyakit menular lain, target MDGs mencanangkan penyakit menular harus segera dihentikan. Tingkat kematian karena penyakit menular pada 2011 mencapai 27 jiwa per 100 ribu penduduk. Perihal kelestarian lingkungan hidup, data 2011 menyebutkan 12,57 persen rumah tangga kumuh tinggal di perkotaan. Bappenas menargetkan pada 2020 hanya tinggal 6 persen.
Perjalanan MDGs telah memasuki tahun ketiga belas, dan dengan waktu dua tahun yang tersisa menjelang 2015, upaya untuk mempercepat pencapaian target MDGs terus dilakukan. Utusan Khusus Presiden Republik
Itu terlihat dari peran aktif
Presiden SBY menekankan, perlunya kemitraan di dalam negeri maupun antarnegara dalam mencapai agenda pembangunan berkelanjutan. SBY mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk membangun kemitraan yang efektif dalam rangka menyukseskan agenda pembangunan. Perlu kerja sama dan mendengarkan analisis sektor bisnis, masyarakat sipil, dan akademisi. (dimuat di Jurnas Selasa, 5 Februari 2013)