Selasa, 22 Januari 2013

Bagaimana Cara Mengurangi Kesenjangan




Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi impian setiap negara, termasuk Indonesia.  Pantas disyukuri, ekonomi Indonesia terus tumbuh, meski sebagian  besar negara lain dilanda krisis. Pada 2013, menurut asumsi APBN, Indonesia akan tumbuh 6,8 persen.

Pertumbuhan menunjukkan bahwa kue ekonomi suatu negara semakin besar. Kue yang membesar ini,  kadangkala tidak diikuti oleh distribusi merata. Hal ini terjadi karena sebagian masyarakat tidak memiliki akses ekonomi, bahkan “tersisih” dari pembagian kue pertumbuhan.

Dampak negatif pertumbuhan ekonomi berupa kesenjangan ini, tidak boleh dibiarkan. Pemerintah Indonesia dengan segala upaya telah melaksanakan program penurunan angka kemiskinan demi mengurangi kesenjangan  tersebut.

Hasilnya, jumlah orang miskin di Indonesia semakin menurun. Data Badan Pusat Statistik (BPS),  menunjukkan  semua itu. Pada  2011, tingkat kemiskinan turun  hingga 12,49 persen dibandingkan angka kemiskinan 2010 pada level 13,33 persen.

Keberhasilan tersebut merupakan hasil dari berbagai program penurunan angka kemiskinan yang sudah dilaksanakan dari tahun ke tahun. Pada 1976, saat pemerintah dipimpin Presiden Soeharto, angka kemiskinan masih sangat tinggi hingga  40 persen atau setara 54 juta jiwa.

Angka kemiskinan memang sempat turn hingga 22,5 juta (13,7 persen) pada 1996.  Tapi jumlah penduduk miskin kembali melonjak hingga49,5 juta jiwa (hampir 25%) pada tahun 1998 saat krisis ekonomi menerjang Indonesia dan kawasan Asia.

Dengan makin giatnya usaha pemerintah, angka kemiskinan kembali secara bertahap menurun lagi. Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, penurunan angka kemiskinan semakin nyata. Mari kita cek kembali data resmi BPS.

Pada  2005-2009 angka kemiskinan menurun antara 1,16 sampai 1,27 persen per tahun dan mampu mengentaskan hampir 7 juta jiwa dari kemiskinan selama periode tersebut. Dan pada tahun 2010 angka kemiskinan masih tersisa 13,33 persen atau setara 31,02 juta penduduk.

Tahun 2011, angka kemiskinan turun lahi tinggal  12,49 persenatau  30,02 juta jiwa. Pad tahun 2012, jumlah orang miskin kembali turun  hingga tinggal  29,12 juta orang atau 11,96 persen dari total penduduk Indonesia.  

Mengapa angka kemiskinan terus menurun? Sudah tentu ini hasil dari pelaksanaan program yang terukur dan terus menerus. Program kemiskinan seringkali kurang terekspose media, sehingga masyarakat kurang menyadarinya. Padahal pemerintah memiliki program yang tertata dengan baik.


Program-program kemiskinan dibagi menjadi 4 (empat) bagian.  Klaster pertama, berupa Program Bantuan Sosial dan Jaminan Sosial. Tujuannya adalah mengurangi beban masyarakat dan keluarga miskin dalam pemenuhan kebutuhan dasar melalui peningkatan akses pelayanan dasar antara lain melalui makanan, kesehatan dan pendidikan.

Klaster dua,  Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dengan tujuan meningkatkan kapasitas, kemandirian dan pemberdayaan masyarakat.

Klaster  tiga, Program Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang bertujuan  membantu usaha mikro dan kecil untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin.

Klaster empat, Program Pro Rakyat yang dilaksanakan untuk membantu kebutuhan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan termajinalkan.

Tentu saja, kita tak boles puas diri. Berbagai program tersebut harus terus dievaluasi dan diperbaiki terus menerus. Dengan program yang tepat, kita bisa berharap angka kemiskinan akan terus berkurang. 
(dimuat di Jurnas halaman 6 edisi 23/1/2013).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar